Permainan futsal sudah sangat memasyarakat di Indonesia. Tidak seperti sepakbola, futsal lebih bersifat praktik daripada hanya sekedar teori, karena lebih banyak masyarakat yang memainkan olahraga ini daripada sepakbola, meskipun sepakbola tentunya lebih banyak mendapat perhatian melalui komentar, tontonan televisi, tulisan, dan lain-lain.
Bagi kita, bermain futsal sudah seperti miniatur permainan sepakbola. Tak jarang yang menganggap futsal adalah âjalan keluarâ ketika kita sulit menemukan lapangan untuk bermain sebelas melawan sebelas.
Apalagi sekarang futsal sudah merambah ke dunia bisnis, bukan hanya soal kesehatan.
Aspek hiburan tentunya menjadi nomor satu bagi kita semua, itu lah kenapa kita jarang menemui komentar, tontonan, tulisan, dan âbacotanâ mengenai futsal. Bandingkan dengan sepakbola: Seluruh hal mengenai sepakbola bisa kita perdebatkan, dan selalu menarik.
Di bawah ini, melalui sebuah wawancara kami kepada atlet futsal nasional, Agung Dwi Juniarsyah, kami mencoba lebih memasyarakatkan permainan futsal yang tidak hanya sekedar hiburan, tapi juga berteknik.
âFutsal itu simpel, tapi sulit untuk bermain futsal secara simpel,â buka Agung kepada kami.
Menurut atlet kelahiran Bandung ini, kesederhanaan futsal terletak pada beberapa kuncinya, yaitu elemen dasar berupa mengoper, mengontrol, menggiring, pergerakan, dan menembak.
Hampir sama dengan yang Falcão (atlet futsal Brasil) sampaikan, memang lima hal di atas merupakan kunci permainan futsal.
Sekarang, dari lima hal di atas, aspek mana yang sudah Anda kuasai dengan baik? âTidak perlu terlalu serius, karena tidak ada salahnya bermain futsal dengan baik meskipun kita tetap mengedepankan hiburan,â ujar Agung.
Mengoper
Pertama-tama, menyoal operan, Agung menegaskan bahwa operan pada permainan futsal sangat mengedepankan tingkat akurasi.
âKarena lapangan futsal sempit, jarak antar pemain dekat, sehingga harus operan harus tegas dan akurat sampai ke rekan,â katanya.
Operan ini sendiri bisa dilakukan dengan kaki bagian dalam, luar, punggung kaki, maupun ujung kaki atau yang lebih terkenal dengan bahasa âcongcongâ. Tapi menurut pemain Futsal Kota Bandung (FKB) ini, dianjurkan lebih banyak menggunakan kaki bagian dalam.
Mengontrol
Bagi kita yang sering panik ketika mendapatkan bola, kita bisa mulai belajar mengontrol bola dengan baik.
Kata Agung: âKontrol yang baik adalah dengan memakai bagian sol sepatu. Ini dilakukan agar bola mudah dikontrol, dan mudah untuk mengubah arah bola sesuai keinginan kita, tetapi tetap dalam penguasaan penuh kita.â
Kemudian, ketika bola belum sampe kepada kita, kita harus sudah tahu bola akan diarahkan kemana, sehingga kita bisa langsung mengotrol dengan mengarahkan ke tempat yang akan kita tuju.
Di sini kita harus membedakan antara âmengontrol bola menggunakan sol sepatuâ dengan âmenginjak bolaâ. Ke dua hal di atas tidaklah sama, meskipun perbedaannya sangat tipis.
Mengontrol bola menggunakan sol sepatu bisa dilakukan ketika tumit kaki sudah berada di atas lapangan, bukan melayang di atas lapangan. Dibandingkan dengan mengontrol menggunakan bagian kaki lain, menggunakan sol sepatu juga akan membuat bola terkontrol dengan sempurna (tak terpental).
Menggiring
Menggiring atau dribel di futsal tidak seperti di sepakbola. âDi futsal, dribel lebih mengedepankan timing yang tepat, yaitu kapan saatnya dribling diperlukan.â
Agung menegaskan bahwa dribel lebih dilakukan untuk âmemecah kebuntuanâ, artinya jarang terlalu sering, karena futsal lebih mengutamakan kerjasama tim.
Maka dari itu tak jarang kita kesal kepada rekan kita yang terlalu sering menggiring bola, apalagi mencoba menggocek lawan. Begitupun dengan atlet tingkat nasional.
âJika kita melihat futsal level internasional, mereka lebih sering mengoper daripada menggiring, maka biasakan juga seperti itu sehebat apapun kita,â ujar Agung dengan bijak.
Pergerakan
Di lapangan yang lebih kecil, pergerakan yang efektif dan efisien adalah kunci lainnya. âBergerak membuka ruang, meminta bola, yang memungkinkan rekan untuk memberi operan kepada kita. Itu adalah hal yang penting,.â
Dengan mata tetap melakukan kontak dengan bola, hal ini juga yang akan membuat pergerakan kita tidak akan menjadi mubazir.
Meskipun faktor kelelahan menjadi penting, pergerakan harus senantiasa kita lakukan. Jangan khawatir stamina kita akan terkuras, karena kita selalu bisa beristirahat bergantian dengan rekan kita dari bangku cadangan.
âMain futsal jangan malas, harus rajin bergerak,â Agung kembali menegaskan.
Menembak
Sehebat apapun permainan futsal kita, mencetak gol tetap menjadi tujuan utama. âMenembak bertujuan untuk mencetak gol. Jadi kita harus berani percaya diri untuk menendang bola ke arah gawang lawan, sekecil apapun kesempatan yang datang,â kata atlet berusia 23 tahun tersebut.
âCoba untuk berani mengeluarkan tendangan jika sudah pada wilayah 10 meter atau di sekitar titik penalti ke dua (titik antara titik kick-off dengan titik penalti)â.
Selain masalah timing di atas, Agung menganjurkan untuk melakukan tembakan menggunakan congcong (ujung kaki) maupun punggung kaki, bukan bagian kaki dalam maupun luar.
Menurut Agung, tembakan dalam futsal lebih mengedepankan kekuatan (power). Selain itu, tendangan congcong juga membutuhkan waktu ancang-ancang yang lebih singkat.
Namun, untuk menghindari bola yang terlalu melayang, dianjurkan untuk menendang bola di bagian tengah, bukan bagian bawah. Begitupun badan jangan terlalu mengadah ke atas, tapi jangan juga terlalu membungkuk karena bisa menyebabkan cedera.
Kesimpulan
Pada wawancara bagian pertama ini, Agung yang akan berulang tahun ke-24 pada Bulan Juni mendatang, menganjurkan lima tehnik dasar di atas yang bisa kita aplikasikan dalam permainan futsal kita di level amatir atau level hiburan âhore-horeâ secara individu.
Sedangkan tips futsal lainnya juga bisa kita dapatkan dari yang pernah Arsène Wenger anjurkan.
Pemain tim nasional futsal Indonesia tahun 2014 ini akan menyampaikan bagaimana cara bermain futsal sebagai tim pada sesi wawancara selanjutnya.
Berikutnya:Tips Latihan dan Bermain Futsal Secara Tim dari Atlet Nasional
Tips Mental dan Persiapan Bertanding Futsal dari Atlet Nasional
Narasumber adalah Agung Dwi Juniarsyah, atlet futsal berusia 23 tahun yang pernah merasakan bermain di tim nasional futsal Indonesia tahun 2014. Sejak 2011, ia bermain futsal di Futsal Kota Bandung (FKB). Bisa dicolek di akun Twitter https://twitter.com/agngdwi/" target="_blank">@agngdwi.
Sumber foto: Dokumentasi pribadi
Komentar